Setelah sebelumnya cokelat, semangka hingga ganggang bisa diolah menjadi bahan bakar kendaraan, peneliti kini mulai melirik gula pasir untuk dijadikan bahan bakar kendaraan bermotor.
Namun bukan gula yang terbuat dari bahan dasar tebu yang digunakan untuk membuat bahan bakar kendaraan, melainkan gula yang berasal dari sayuran seperti lobak.
Group North Dakota di Amerika bahkan dikabarkan siap membangun sebuah pabrik pengolahan gula pasir untuk diubah menjadi etanol yang bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
Saat ini, Brasil menjadi negara tersukses di dunia yang mampu memanfaatkan etanol. Di Brasil, etanol dibuat dari bahan tebu, sementara di Amerika etanol dibuat dari jagung namun sepertinya jagung-jagung yang ada di Amerika sudah tidak lagi mencukupi untuk konsumsi bahan bakar masyarakat Amerika.
Sedangkan lahan tanam makin lama makin tidak mencukupi. Sementara bila ingin mengikuti Brasil menanam tebu, Amerika dipastikan akan mengalami kesulitan. Sebab kebanyakan tebu dapat tumbuh subur hanya di daerah tropisKelompok North Dakota sendiri menyiapkan dana hingga US$ 20 juta atau sekitar Rp 173,25 miliar untuk pembangunan pabrik pengolahan gula pasir menjadi etanol.
"Itu adalah proses kita berkembang," ungkap Cole Gustafson yang merupakan seorang profesor di North Dakota State University seperti kutip dari The Detroit Bureau, Minggu (10/4/2011).
Namun perdebatan mengenai penggunaan biofuel pun terus berjalan. Karena ada yang tidak setuju bahan pangan dijadikan bahan bakar.
Tapi seorang ahli etanol selulosa bernama Andy Aden, mengatakan bahwa gula pasir sesungguhnya bisa menghasilkan bergalon-galon etanol lebih banyak dibanding Jagung bila dibandingkan luas tanam.
Pada dasarnya kandungan selulosa yang terdapat pada gula pasir-lah yang digunakan untuk diolah menjadi etanol
Sumber
0 komentar:
Post a Comment